Petualangan SJ 410 OC Lhokseumawe: Turing Penuh Kebersamaan ke Krueng Tuan

Catatan Kecil SJ410

Pagi itu, matahari bersinar cerah di langit Lhokseumawe, memberikan energi baru bagi para anggota Komunitas Suzuki Jimny (SJ) 410 OC Lhokseumawe yang tengah bersiap memulai petualangan mereka. Pada Minggu (16/2/2025), komunitas ini menggelar turing menuju Krueng Tuan, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara—sebuah perjalanan yang bukan sekadar eksplorasi alam, tetapi juga ajang mempererat kebersamaan.

Ditemani keluarga, para peserta berkumpul di Bandara Kupi dengan semangat membara. Deretan Suzuki Jimny melaju beriringan melewati Jalan Lintas Banda Aceh–Medan. Setibanya di Simpang ASEAN, rombongan berhenti sejenak untuk membeli camilan. Sepanjang perjalanan, tawa dan obrolan ringan menghangatkan suasana, menambah keseruan dalam petualangan ini.

Ketua SJ 410 OC Lhokseumawe, Fahrol, menegaskan bahwa turing kali ini lebih dari sekadar perjalanan. “Kami ingin para anggota tidak hanya menikmati sensasi berkendara, tetapi juga menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga dan menikmati keindahan alam sekitar,” ujarnya.

Turing ini juga menjadi ajang mempererat solidaritas komunitas dan menunjukkan eksistensi mereka. “Ini bukan hanya tentang hobi, tetapi juga tentang persaudaraan. Semoga semakin banyak anggota yang bisa merasakan manfaat kebersamaan ini,” tambah Fahrol.

Perjalanan sempat terhenti di Paya Dua untuk menunggu salah seorang peserta dari Aceh Utara, Ayah Min Sawang. Setelah sekitar 10 menit, pria berusia 65 tahun itu tiba dengan Suzuki Jimny 4×4 hasil modifikasinya, ditemani sang istri. Dengan penuh semangat, ia menyapa tim dengan hangat, menambah semarak kebersamaan dalam perjalanan kali ini.

Setelah seluruh peserta berkumpul kembali, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Krueng Tuan. Namun, masalah muncul ketika mobil yang dikendarai Zaman tidak bisa dinyalakan akibat karburator banjir. Beruntung, Miing, mekanik andal SJ410, dengan sigap berhasil mengatasinya.

Setelah masalah teratasi, rombongan kembali bergerak menyusuri medan yang semakin menantang. Di sepanjang rute, peserta kerap berhenti untuk mengabadikan momen, berbagi cerita, dan bertukar pengalaman seputar kendaraan mereka. Sesekali, mereka menikmati panorama alam Aceh Utara yang memesona, dari hamparan sawah hijau hingga bukit-bukit yang menjulang gagah.

Marsal, videografer andalan rombongan, tak pernah melewatkan kesempatan mengabadikan setiap momen petualangan dengan kameranya. Di tengah perjalanan, ia dengan sigap meluncurkan drone dari puncak bukit strategis untuk menangkap panorama spektakuler. Dengan cekatan, ia menyesuaikan ketinggian dan sudut kamera, merekam iring-iringan kendaraan yang melaju lincah di tengah lanskap hijau. Setiap bidikan Marsal bukan sekadar gambar, tetapi kisah tentang semangat petualangan dan keindahan alam.

Setibanya di Krueng Tuan, para peserta disambut suasana alam yang tenang dan udara yang sejuk. Sungai jernih mengalir di antara bebatuan besar, menciptakan panorama yang begitu menenangkan. Beberapa anggota segera mencari tempat untuk beristirahat, sementara yang lain menurunkan barang-barang dari mobil.

Puncak kebersamaan terasa saat seluruh peserta berkumpul untuk makan siang bersama. Di bawah langit yang teduh, mereka menyantap hidangan yang telah disiapkan oleh Ikbal, anggota yang aktif dalam urusan konsumsi selama perjalanan. Gelak tawa dan obrolan santai menghiasi momen itu, mempererat tali persaudaraan di antara mereka.

Selain menikmati keindahan alam, beberapa anggota memanfaatkan kesempatan ini untuk menguji ketangguhan kendaraan mereka di jalur berbatu dan tanjakan sekitar lokasi. Sementara itu, anak-anak asyik berenang dan bermain di tepi sungai, membangun kastil pasir.

“Medannya cukup menantang, tapi justru itu yang membuat kami semakin bersemangat. Ini pengalaman berharga untuk mengenal lebih dalam karakter kendaraan masing-masing,” ujar Ayah Min, yang telah berpengalaman di dunia off-road.

Usai menikmati makan siang dan menjelajahi keindahan alam sekitar sungai, para peserta berkumpul untuk sesi foto bersama. Mereka bersemangat mencari sudut terbaik guna menangkap panorama lembah hijau yang memukau, sekaligus menampilkan pesona Suzuki Jimny kesayangan mereka. Dengan kamera dan ponsel di tangan, mereka mencoba berbagai komposisi, mulai dari foto grup dengan latar belakang sungai dan pegunungan hingga bidikan close-up kendaraan yang berkilau diterpa cahaya sore.

“Momen seperti ini membuat kami semakin menghargai alam, kendaraan kami, dan tentu saja, persahabatan di komunitas ini,” ujar Lia, salah satu anggota yang telah lama bergabung dengan SJ410.

Saat senja mulai menyelimuti langit Aceh Utara dengan rona keemasan, para anggota komunitas bersama keluarga berkumpul di tepi sungai. Dengan hati penuh kenangan indah dan semangat yang menyala, mereka melaksanakan kegiatan sosial sebagai wujud kecintaan terhadap lingkungan.

Sambil menikmati udara sejuk dan desiran angin lembut, mereka menyiapkan peralatan—kantong plastik—dan mulai mengumpulkan sampah yang berserakan di tepian sungai. Di balik kesederhanaan aksi tersebut tersimpan pesan mendalam “setiap langkah kecil, seperti membersihkan sampah, adalah upaya nyata untuk menjaga dan melestarikan alam”.

Saat matahari mulai condong ke barat, para anggota komunitas SJ 410 OC Lhokseumawe berkemas dengan senyum puas. Suara tawa dan cerita pengalaman masih menggema, menandakan betapa berkesannya perjalanan ini. Dengan hati yang penuh kebersamaan, mereka pun meninggalkan Krueng Tuan, membawa pulang kenangan indah dan semangat untuk terus menjaga alam serta mempererat persaudaraan. Sampai jumpa di petualangan berikutnya, “Salam Mantap Jiwa”.

Penulis : Zamanhuri