News  

Ratusan Santri Dayah IQ Aceh Besar Belajar Qur’an dengan Ulama Qira’at dari Mesir

Aceh Besar – Ramadan kali ini menjadi berkah tersendiri bagi 446 santri Dayah Insani Qur’ani (Dayah IQ) Aceh Besar. Pasalnya, mereka berkesempatan belajar langsung kepada ulama Qiraat dari Mesir Syekh Abdul Qadir Al-Ausiy .

“Daurah tahun ini ada yang berbeda dan istimewa, Guru kita Maulana Syekh Abdul Qadir Al-Ausiy, seorang ulama Qiraat dari Mesir memberikan Talaqqi Musyafahah kepada santri IQ,” ujar Pimpinan Dayah Insan Qur’ani, Ustaz H. Muzakkir Zulkifli, Jumat (7/3/2025).

Ustadz Muzakkir menyampaikan, para santri Dayah IQ ini mengikuti Ramadhan Qur’anic Camp VIII tahun 1446 H/2025 M. Kegiatan tahunan ini berlangsung selama 15 hari, mulai dari 5 hingga 20 Maret 2025.

Program ini, lanjut Muzakkir, diwajibkan bagi santri kelas 5. “Namun santri dari tingkat lainnya juga dianjurkan untuk berpartisipasi,” kata Muzakkir.

Selama kegiatan ini, para santri akan mendapatkan pembinaan intensif terkait kandungan Al-Qur’an serta penerapan ibadah yaumiyah (harian) selama Ramadhan.

“Dalam program ini, para santri akan mengikuti berbagai kegiatan yang dirancang untuk meningkatkan hafalan dan pemahaman Al-Qur’an. Kegiatan utama meliputi halaqah tahfizh intensif, yaitu ada 3 sesi Tahfidz. Muraja’ah, qiyamul lail berjamaah, serta kajian keislaman lainnya. Para santri juga Buka Puasa Bersama, Tarawih, dan pastinya berlaku Absen Malam dan Pembagian Snack,” ujar Ustaz Muzakkir.

Ustadz Muzakkir mengungkapkan, kehadiran Syekh Abdul Qadir di tengah-tengah Qur’anic Camp menjadi berkah tersendiri bagi para santri. Ia menyampaikan kedatangan Pakar Qira’at ‘Asyarah dari Mesir ini merupakan kehormatan dan anugerah besar bagi keluarga besar Dayah Insan Qurani. Apalagi keilmuan dan keteladanan beliau dalam bidang Qira’at ‘Asyarah, yang telah banyak memberikan manfaat bagi umat Islam.

“Banyak alumni Dayah Insan Qur’ani yang telah belajar langsung dengan beliau di Mesir, namanya sudah tidak asing bagi Dayah Insan Qurani,” ungkap Ustaz Muzakkir.

Cetak Generasi Qur’ani

Muzakkir menyampaikan bahwa program Ramadan Qur’anic Camp sangat penting bagi para santri karena selama dua pekan mereka akan mengikuti sistem karantina untuk lebih fokus dalam memperdalam Alquran dan hafalan.

Selama kegiatan ini, para santri akan mendapatkan pembinaan intensif terkait kandungan Al-Qur’an serta penerapan ibadah yaumiyah (harian) selama Ramadhan.

Selain itu, peserta juga akan dibimbing untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan dan disiplin dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan dayah.

Ia menegaskan bahwa Ramadhan Qur’anic Camp bukan sekadar program tahfizh, tetapi juga momentum bagi para santri untuk memperdalam pemahaman Al-Qur’an serta membangun karakter yang berakhlak mulia.

“Kami berharap program ini dapat melahirkan generasi penghafal Al-Qur’an yang tidak hanya kuat dalam hafalan, tetapi juga memiliki pemahaman yang mendalam serta mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Sebagai catatan, pada tahun lalu 29 santri berhasil menyelesaikan hafalan 30 juz selama program berlangsung. Diharapkan tahun ini capaian tersebut dapat meningkat dengan lebih banyak santri yang menyempurnakan hafalannya. Informasi lebih lanjut mengenai program ini dapat diakses melalui situs resmi Dayah Insan Qur’ani atau melalui surat resmi yang telah dibagikan kepada peserta.

Syeikh Perbaiki Bacaan Surat Al Fatihah

Dalam kesempatan tersebut, Syekh Abdul Qadir berpesan kepada santri IQ bahwa belajar harus dengan guru. Ia mengutip petuah Imam Syafi’i yang menegaskan bahwa ilmu hanya dapat diperoleh dengan enam hal.

“Akhi (dalam artian ukhuwah), engkau tidak akan mendapatkan ilmu kecuali dengan enam hal yaitu kecerdasan, semangat, kesungguhan, bekal, bimbingan guru, dan waktu yang lama,” ujarnya, Jumat 7 Maret 2025.

Ia juga menyampaikan bahwa tujuan turunnya Al-Qur’an bukanlah untuk memecah gunung atau melubangi bumi, tetapi untuk memberikan hidayah bagi umat manusia.

Para santri terlihat sangat antusias sepanjang sesi bersama Syekh Abdul Qadir. Setelah ceramah selesai, suasana semakin hidup ketika beliau mengadakan praktik perbaikan bacaan Surah Al-Fatihah secara langsung.

Para santri dengan penuh semangat bergantian membaca, sementara Syekh Abdul Qadir membimbing, mengoreksi makhraj dan tajwid mereka dengan teliti.

Momen ini menjadi kesempatan berharga bagi para santri untuk mendapatkan bimbingan langsung dari seorang pakar Qira’at ‘Asyarah, sehingga mereka dapat memperbaiki bacaan dengan lebih baik dan benar sesuai dengan kaidah yang shahih.[]

Sumber : Kemenag.go.id