Jakarta – Kolaborasi Pemerintah bersama ekosistem industri telekomunikasi nasional telah menghasilkan pencapaian terbesar dalam pembangunan infrastruktur digital. Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengapresiasi peran aktif Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) yang mendukung pencapaian Blueprint Broadband Indonesia 2014.
“Mastel turut andil dalam penyusunan Blueprint Broadband Indonesia 2014 yang menjadi fondasi pemerataan aktes internet hingga pelosok negeri. Karena kolaborasi ini, pada 2025 kita berhasil mencapai 97,45 persen cakupan 4G di wilayah pemukiman,” ungkapnya dalam Halal Bihalal MASTEL di Jakarta Selatan, Rabu (23/04/2025).
Nezar Patria mengajak MASTEL untuk terus berkolaborasi mengembangkan sektor telekomunikasi dengan mendorong kompetisi yang sehat. Menurutnya, peran MASTEL penting sebagai salah satu lembaga nirlaba yang menjadi wadah pemangku kepentingan industri digital di Indonesia.
“Tentu kita perlu terus melanjutkan kolaborasi ini karena pekerjaan belum selesai, terutama untuk meningkatkan cakupan 5G yang saat ini baru di kisaran sekitar 4,44 persen,” ungkapnya.
Sesuai dengan Visi Indonesia Digital (VID) 2045, Pemerintah membangun sektor digital dengan bertumpu pada empat pilar transformasi digital, yaitu infrastuktur digital, masyarakat digital, ekonomi digital dan pemerintahan digital. Menurut Nezar Patria, Pemerintah menjadikan VID 2045 sebagai kompas menuju Indonesia Emas.
“Yang pertama infrastruktur digital. Kita harus memastikan 100 persen wilayah pemukiman Indonesia terjangkau internet berkecepatan tinggi. Kita berharap bisa sampai ke 100 Gbps dan untuk sampai ke sana saya kira butuh kolaborasi yang cukup intens di ekosistem yang ada di Mastel,” jelas Wamen Nezar.
Mengenai pilar masyarakat digital, Nezar Patria menyatakan upaya Kementerian Komdigi meningkatkan kemampuan literasi digital masyarakat agar bisa berpartisipasi lebih aktif dalam adopsi teknologi baru.
“Kemudian tidak kalah pentingnya adalah ekonomi digital, kita harus memperkuat ekosistem ekonomi yang diperkuat oleh pelaku digital dan memberikan perhatian terhadap UMKM yang mengadopsi teknologi baru,” tuturnya.
Sedangkan untuk pilar pemerintahan digital, Nezar Patria menilai arti penting kerja keras di sektor layanan publik agar dapat mengantisipasi perkembangan teknologi yang bergerak cepat.
“Sekarang teknologi bergerak begitu cepat dan kita masih punya sejumlah program digital gap knowledge, termasuk juga di sektor pemerintahan,” tandasnya.
Dalam mewujudkan VID 2045, Nezar Patria mengaku ada banyak pekerjaan rumah bagi aparatur pemerintahan agar lebih melek terhadap teknologi maju sekaligus juga sadar dengan persoalan keamanan digital atau cyber security. Oleh karena itu, Nezar Patria kembali mengungkap arti penting kolaborasi dengan ekosistem industri digital tanah air.
“Tanpa kolaborasi dengan Mastel, saya kira Visi Indonesia Digital 2045 ini sulit terwujud karena disini semua berkumpul pemain-pemain teknologi digital, infrastruktur, tapi dengan tata kelola IT. Dan tentu saja tanpa kolaborasi yang kuat, saya kira langkah kita ke depan jadi sulit,” tuturnya.