Laporan: Jihan Fanyra dari Malaysia
Kuala Lumpur – Hari kedua pelaksanaan International Conference Santri Mendunia (ICSM), Selasa (20/5/2025), diisi dengan kegiatan yang sarat makna dan bernuansa kebudayaan Islam. Para peserta konferensi melakukan kunjungan khusus ke Kompleks Nasyrul Qur’an di Presint 14, Putrajaya, salah satu pusat percetakan Al-Qur’an terbesar di dunia yang menjadi kebanggaan Malaysia.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda edukatif, tetapi juga momen reflektif yang menguatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian warisan literasi Islam. Di tengah arus digitalisasi yang masif, percetakan Al-Qur’an tetap berdiri sebagai simbol tegaknya tradisi keilmuan Islam yang berbasis naskah dan sanad.
“Melihat langsung proses pencetakan mushaf dari awal hingga akhir menjadi pengalaman spiritual tersendiri. Ini memperkuat tekad kami untuk menjaga dan menyebarkan nilai-nilai Islam melalui literasi,” ujar Jihan Fanyra, salah satu peserta asal Aceh.
Kompleks Nasyrul Qur’an berdiri megah di atas lahan seluas 5,5 hektar. Tempat ini mampu memproduksi hingga satu juta eksemplar Al-Qur’an per tahun, menjadikannya pusat percetakan mushaf terbesar kedua di dunia setelah Arab Saudi.
Lebih dari sekadar tempat produksi, Nasyrul Qur’an juga dirancang sebagai pusat literasi dan kebudayaan Islam modern. Di dalamnya terdapat ruang pameran, galeri mushaf dari berbagai negara, teater interaktif, serta toko buku Islami, semuanya menyatu dalam upaya memperkuat kesadaran umat terhadap pentingnya menjaga kemurnian wahyu.
“Selama kunjungan, kami diajak menyusuri setiap sudut kompleks. Mulai dari proses desain halaman, pencetakan, hingga penjilidan akhir. Rasanya seperti menyaksikan betapa serius dan terhormatnya proses menghadirkan wahyu dalam bentuk mushaf,” tutur Jihan lagi.
Ia menambahkan, setiap hiasan yang terdapat pada lembaran mushaf tidak dibuat sembarangan. “Setiap ornamen dan warna memiliki filosofi tersendiri. Salah satu staf percetakan menjelaskan bahwa semua itu dirancang dengan makna tertentu, bahkan ada penjelasan khususnya yang bisa dilihat langsung di galeri mereka,” kata Jihan.
Iluminasi menjadi salah satu bentuk seni hias yang menonjol dalam mushaf cetakan Nasyrul Qur’an. Ornamen-ornamen indah itu biasanya menghiasi tepi halaman, terutama pada bagian-bagian penting seperti, sampul depan mushaf, awal surah al-Fatihah dan al-Baqarah, halaman akhir yang memuat doa penutup.
Kunjungan ke Nasyrul Qur’an menjadi bagian dari rangkaian kegiatan ICSM selama di Malaysia. Agenda ini dirancang sebagai ruang refleksi dan pembelajaran, agar para santri tak hanya memahami literasi Islam secara historis dan tekstual, tetapi juga menyadari peran strategis mereka di tengah dinamika global.
Usai kunjungan, kegiatan hari kedua dilanjutkan dengan tur budaya menjelajahi ikon-ikon kota Kuala Lumpur. Para peserta berkesempatan mengunjungi Menara Kembar Petronas, simbol kemajuan teknologi dan ekonomi Malaysia, serta beberapa destinasi wisata lainnya.
Rangkaian kegiatan ini menjadi bagian dari misi ICSM untuk membangun wawasan global para santri, tidak hanya dalam bidang keilmuan keislaman, tetapi juga dalam pemahaman lintas budaya dan penguatan diplomasi pendidikan antarbangsa.