News  

PPIH Siapkan 8 Sektor Ad-Hoc dan 10 Pos Pantau pada Puncak Haji

Madinah – Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1446 H/2025 M terus mematangkan kesiapan operasional jemaah saat di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna).

Kepala Bidang Perlindungan Jemaah (Kabid Linjam) Harun Ar-Rasyid menyampaikan bahwa anggota PPIH Daker Madinah sebagian akan ditempatkan di beberapa tempat di sepanjang rute Jamarat untuk memberikan pelayanan kepada jemaah haji Indonesia.

“Untuk Daerah Kerja (Daker) Madinah, nanti saat Armuzna berada di bawah komando Satuan Operasional (Satop) Mina,” kata Harun saat berada di Madinah, Minggu (18/5/2025).

“Saya kira sangat penting membentuk struktur operasional yang solid di wilayah Mina untuk mendukung layanan terbaik bagi jemaah haji Indonesia. Kita bentuk di Mina, ada 8 Sektor Ad-Hoc dan 10 Pos Pantau yang tersebar di sepanjang rute Jamarat,” sambung Harun.

Harun juga menyampaikan bahwa untuk menjawab kebutuhan penanganan cepat dalam situasi darurat, dibentuk pula lima titik Mobile Crisis Rescue (MCR) di lantai tiga jalur Jamarat. MCR ini menjadi pos taktis yang memiliki kemampuan mobilisasi tinggi untuk membantu jemaah dalam kondisi krisis.

“Hal ini perlu kita sosialisasikan agar seluruh petugas tidak hanya tahu secara teori, tapi juga praktik di lapangan. Menjelang Armuzna kita akan geladi operasional,” kata Harun.

Harun menjelaskan bahwa inovasi yang tengah digencarkan adalah penempatan PPIH berbasis syarikah (perusahaan penyedia layanan haji). Menurutnya, sangat penting pemetaan markas syarikah dan jumlah petugas di tiap lokasi untuk memberikan pelayanan kepada jemaah.

“Teman-teman petugas harus hafal delapan syarikah itu, tahu keberadaan markasnya, dan siapa yang ditugaskan. Ini bagian dari mitigasi operasional di lapangan,” terang Harun.

Dengan pendekatan ini, lanjut Harun, maka orientasi medan akan lebih terstruktur. Nantinya saat seluruh petugas tiba di Makkah, untuk memprrkuat pemahaman bersama, selain teori, juga akan ada geladi lapangan secara langsung.

“Jadi, nanti ketika ditanya mana Pos A, mana sektor ad-hoc yang kita pelajari, teman-teman sudah paham,” terang Harun.

Selain itu, Harun juga menegaskan agar seluruh petugas memberikan perhatian khusus kepada jemaah Lanjut Usia (Lansia) dan Disabilitas, memastikan jemaah dengan keterbatasan fisik tetap bisa menjalankan ibadah wukuf secara aman dan nyaman. Di setiap Syarikah telah mulai mempersiapkan tenda dan infrastruktur khusus, bahkan membuat gapura pembeda sebagai simbol keseriusan pelayanan.

“Dengan adanya delapan Syarikah yang siap, ini jadi bukti komitmen Arab Saudi dalam memberikan layanan terbaik,” jelas Harun.

Sementara itu, kata Harun, di luar fase Armuzna, akan ada juga peningkatan jumlah pos pemantauan di area Masjidil Haram. Dari semula tujuh, akan menjadi sembilan pos. Penambahan dilakukan untuk menjangkau jemaah yang tersebar di hotel-hotel sekitar Masjidil Haram.

“Pos-pos ini mencakup area strategis seperti Terminal Syib Amir, Bukit Marwa, WC 3, Mathaf, depan Zamzam Tower, kawasan perluasan Abdullah, hingga Jabal Ka’bah. Petugas dari Daker Madinah juga akan diperbantukan di sana saat menjelang puncak haji,” terang Harun.

Mengingat cuaca di Arab Saudi sangat berbeda dengan di Indonesia, maka jemaah haji Indonesia agar mempersiapkan diri menyambut puncak haji dengan menjaga kesehatan secara optimal. Perbanyak minum, jangan tunggu haus, dan jaga stamina.

Sumber : kemenag.go.id