Air Naik dalam Hitungan Menit: Kesaksian Warga soal Banjir di Aceh Utara

Akses Jalan line pipa kawasan Ujong Reuba Kecamatan Meurah Mulia menuju Keude Krueng Kecamatan Samudera lumpuh total akibat banjir, Rabu, (26/11/2025), (Foto/ Zaman Huri)

Aceh Utara — Banjir yang melanda sejumlah kecamatan di Aceh Utara pada Rabu dini hari, 26 November 2025, terjadi setelah hujan deras mengguyur wilayah tersebut selama sepekan. Dampaknya terasa luas di Kecamatan Syamtalira Bayu, Samudera, dan Meurah Mulia. Di sejumlah titik, banjir datang begitu cepat hingga menyisakan kepanikan yang belum pernah dirasakan warga sebelumnya.

Di kawasan ujong Reuba, Meurah Mulia, arus deras meluap hingga menutupi badan Jalan Line Pipa. Luapan itu terjadi akibat jebolnya tanggul Krueng Pase di kawasan Paya Terbang, Kitoe Samudera, dan Ranto, Blang Reuma, Meurah Mulia. Hampir seluruh aliran sungai Krueng Pase tergenang banjir setinggi 1,5 meter, menghanyutkan material dan menenggelamkan areal pertanian di sekitarnya.

Ratusan hektare padi siap panen di dua kecamatan, Samudera dan Meurah Mulia ikut terendam. Salamuddin, anggota Koramil 07 Meurah Mulia yang ditemui di tengah banjir, menyebut tanggul jebol sekitar pukul 04.00 WIB. “Sekitar pukul delapan pagi, luapan air sudah meluas ke dua kecamatan,” ujarnya.

Pada siang hari, akses Jalan Line Pipa dari Meurah Mulia menuju Keude Krueng, Samudera, benar-benar tidak dapat dilalui. Warga harus memutar jauh atau menunggu air surut.

Dari Blang Majroen, Syamtalira Bayu, muncul kesaksian getir. Lidan Ahmad (65), mantan mukim Mbang, mengatakan bahwa banjir kali ini adalah yang terparah dalam hidupnya.

“Tengah malam tiba-tiba gampong kami terkepung banjir. Air naik begitu cepat, hanya dalam hitungan menit sudah selutut hingga hampir 80 sentimeter. Ini yang paling parah sepanjang sejarah,” ujarnya.

Ia memperkirakan air yang datang deras itu merupakan banjir kiriman dari Waduk Paya Reugon dan kawasan Buket Gajah Geureudong Pase.

Hingga berita ini diturunkan, beberapa gampong di Kecamatan Meurah Mulia masih terisolir akibat tingginya genangan. Di antaranya Gampong Blang Reuma, Ranto, Sara Maba, Lubok Tuwe, Bare Blang, Paya Sutra, dan Bare Tualang.

Warga di kawasan tersebut hanya bisa menunggu bantuan karena belum dapat keluar dari gampong. Mereka berharap Pemkab Aceh Utara segera menyalurkan bantuan sembako, mengingat kendaraan roda dua pun tidak dapat digunakan akibat arus banjir, sehingga akses menuju pusat kecamatan nyaris mustahil dijangkau.

Penulis : Zaman Huri