Opini  

Pendidikan Sebagai Lentera Kehidupan

ilustrasi lentera
Ilustrasi lentera (iStock)

Oleh: Riza Mirza, S.Kom., M.Kom

Pendidikan merupakan sebuah perjalanan panjang yang dimulai sejak dini, bahkan sebelum seorang anak memasuki dunia formal sekolah. Pendidikan dasar yang pertama kali diterima oleh seorang anak berasal dari orang tua atau keluarga. Orang tua memiliki peran krusial dalam membentuk dasar-dasar karakter dan pengetahuan anak-anak mereka.

Orang tua adalah guru pertama dan terdekat bagi anak-anak. Mereka mengajarkan nilai-nilai moral, etika, dan norma-norma sosial yang menjadi landasan bagi perkembangan pribadi anak. Selain itu, pendidikan dasar oleh orang tua juga mencakup keterampilan hidup sehari-hari, seperti berkomunikasi, berinteraksi dengan lingkungan sekitar, dan memahami nilai-nilai keluarga.

Pentingnya peran orang tua dalam pendidikan dasar tidak hanya terletak pada transfer pengetahuan, tetapi juga pada pembentukan karakter yang kuat. Pendidikan ini menciptakan dasar yang kokoh untuk anak-anak agar dapat menghadapi tantangan di masa depan. Sebagai penerang kehidupan, pendidikan dasar oleh orang tua menciptakan fondasi yang memungkinkan anak berkembang secara holistik.

Pendidikan formal menjadi langkah selanjutnya dalam perjalanan pendidikan seorang individu. Saat memasuki sekolah dasar, anak-anak mulai mendapatkan akses ke pengetahuan yang lebih terstruktur dan mendalam. Guru-guru di sekolah formal membantu membentuk intelektualitas dan keterampilan akademis anak-anak.

Proses pendidikan formal ini berlanjut hingga perguruan tinggi, di mana individu memperoleh pengetahuan yang lebih spesifik sesuai dengan pilihannya. Sekolah dan perguruan tinggi menjadi tempat untuk mengembangkan keterampilan kritis, analitis, dan sosial. Selain itu, melalui pendidikan formal, individu juga diajarkan untuk bekerja sama, memahami pluralitas, dan menghargai perbedaan.

Pendidikan formal membuka pintu akses ke berbagai disiplin ilmu, memperluas wawasan, dan membantu individu menemukan minat serta bakat mereka. Melalui mata pelajaran seperti matematika, ilmu pengetahuan, seni, dan humaniora, individu dapat menggali potensi diri dan mengasah kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi dunia kerja atau berkontribusi pada masyarakat.

Selain pendidikan dari orang tua dan formal di lembaga pendidikan, pengalaman juga menjadi guru yang tak kalah berharga dalam perjalanan hidup seseorang. Pengalaman hidup dapat datang dalam berbagai bentuk, mulai dari interaksi sosial, kesempatan kerja, hingga tantangan pribadi yang dihadapi.

Pendidikan dari pengalaman mengajarkan pembelajaran sepanjang hayat. Melalui kegagalan, seseorang belajar untuk bangkit kembali dan menemukan solusi. Pengalaman positif juga memberikan wawasan baru dan memperkaya pemahaman akan dunia sekitar. Misalnya, menghadapi berbagai budaya, bekerja dalam tim, atau mengelola proyek-proyek penting dalam kehidupan sehari-hari.

Selain itu, kegiatan ekstrakurikuler, sukarela, atau kesempatan untuk bekerja di luar lingkungan akademis juga memberikan kontribusi besar pada perkembangan pribadi. Melalui pengalaman-pengalaman ini, seseorang dapat mengasah keterampilan interpersonal, kepemimpinan, dan adaptabilitas, yang semuanya kritis dalam sukses di dunia nyata.

Pendidikan dari pengalaman bukan hanya tentang keberhasilan atau kegagalan, tetapi juga tentang refleksi dan pertumbuhan pribadi. Dalam perspektif ini, pendidikan menjadi penerang kehidupan karena tidak hanya mencakup aspek intelektual, tetapi juga membentuk karakter dan kebijaksanaan melalui pengalaman hidup yang beragam.

Artikel opini ini merupakan konten perdana situs lentera.news.


Konten ini merupakan buatan pengguna dan tidak mencerminkan pandangan redaksi.