News  

Gempa M 7.0 Guncang Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara

Sulawesi Utara – Gempa berkekuatan 7.0 M mengguncang Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara pada Kamis, 11 Juli 2024, pukul 09:13:17 WIB. Berdasarkan laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa terletak di laut pada koordinat 123,28 BT dan 6,14 LU, sekitar 370 km barat laut Kepulauan Sangihe.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan dalam siaran persnya bahwa gempa tersebut terjadi pada kedalaman 630 km. Penyebab gempa diidentifikasi sebagai aktivitas zona penunjaman di selatan Filipina dengan mekanisme sesar naik sudut landai. Wilayah yang terdampak termasuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) gempa bumi dengan tingkat risiko menengah hingga tinggi.

“Pagi ini, gempa bumi mengguncang Kota Tahuna (ibu kota Kabupaten Kepulauan Sangihe, Provinsi Sulawesi Utara), dengan magnitudo (M 7,0) pada kedalaman 632 km,” ujar Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid di Bandung.

Wafid menuturkan, daerah ini pada umumnya tersusun oleh morfologi dataran pantai dan pada bagian tengahnya merupakan perbukitan bergelombang hingga terjal.

Menurut data Badan Geologi (BG), lanjut dia, daerah tersebut tersusun oleh tanah lunak (kelas E) dan tanah sedang (kelas D) pada morfologi pantai, serta tanah keras (kelas C) pada morfologi perbukitan. Batuannya tersusun oleh endapan Kuarter yang terdiri dari endapan pantai dan batuan rombakan gunung api muda yang sebagian telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan rombakan gunung api muda yang telah mengalami pelapukan bersifat urai, lepas, lunak, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan guncangan gempa bumi.

Wafid menghimbau masyarakat untuk tetap tenang, mengikuti arahan dari BPBD setempat, dan waspada terhadap gempa susulan. Ia juga menekankan pentingnya mitigasi struktural dan non-struktural, serta pembangunan bangunan tahan gempa di daerah rawan seperti Kabupaten Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud.

“Meski pusat gempa berada di laut, kejadian ini tidak memicu tsunami karena tidak terjadi deformasi bawah laut yang signifikan. Namun, masyarakat harus tetap waspada karena pantai di wilayah ini rawan terhadap tsunami dengan potensi tinggi gelombang mencapai 5 hingga 9,8 meter,” jelas Wafid.

Masyarakat diharapkan untuk tidak terpancing isu-isu tidak bertanggung jawab terkait gempa dan tsunami, serta selalu memperhatikan informasi resmi dari pihak berwenang untuk keselamatan bersama.[]